Orang yang berfikiran positif adalah orang yang menjadikan hambatan menjadi tantangan. Setiap orang pasti punya hambatan-hambatan yang ada, nah orang yang berfikiran positif hambatan tersebut bukanlah sebuah benteng yang menakutkan untuk maju, namun ia jadikan sebagai tantangan dan ia benar-benar tertantang untuk menaklukkannya.
Kalau ia ingin menjadi seorang penulis misalnya, maka hambatan yang ia temui ia jadikan sebagai tantangan sehingga memecut semangat untuk terus belajar menulis. Dalam dirinya ia tanamkan “Kalau saya adalah seorang penulis hebat.” Ia tidak takut dan minder kala tulisannya mendapat kritikan yang tajam, dapat komentar negatif dari orang lain. “Ah tulisan mu tidak layak muat di surat kabar”. “Ah tulisanmu tidak tidak pantas untuk diterbitkan”. Itu semua tidak membuat ia takut dan justru semakin menantang dirinya untuk menyajikan tulisan yang lebih berkualitas.
Saya jadi teringat sebuah pernyataan yang saya baca di media masa. Pemain tunggal putra tim thomas bulu tangkis cina 2008 yang bernama bao cun lai, saat bertanding di indonesai, ia mengatakan : “Saya berharap di final bisa ketemu indonesia. Saya terntantang dengan dukungan tuan rumah. Ada sesuatu yang ingin saya lakukan”. Saya membaca pernyataan tersebut, wah membuat saya kagum. Benar-benar bermental juara. Tidak takut dengan dukungan tuan rumah yang begitu luar biasa banyaknya.
Begitulah orang-orang yang berfikiran positif, ia tidak bingung dalam menghadapi tantangan-tantangan yang menerpa. Dalam pikirannya terbayang pasti ini ada jalannya. Setelah sesulitan pasti ada kemudahan.
Dalam Al Qur’an pun bisa kita kros cek bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan, jika kita yakin akan hal itu. Bahkan para sahabat rasulullah SAW bisa kita jadikan panutan utama. Begitu ada himpitan dan tekanan dari musuh-musuh Islam, mereka tetap semangat dalam keimanan. Bahkan ada yang semakin menjadi-jadi semangatnya. Ada yang mengorbankan hartanya yang berupa uang, hewan ternak, kebun-kebun, dan tidak hanya itu, nyawapun ia korbankan untuk perjuangan Islam. Benar-benar tertantang.
Hambatan-hambatan ini sangatlah beragam, setiap individu pasti ada yang sama dan berbeda. Entah itu hambatan fisik maupun hambatan non fisik. Ada yang hambatan fisik, misalnya tubuh yang cacat atau kurang sempurna. Tidak bisa melihat, mendengar, tidak punya kaki, tangan dan lain sebagainya. Itu semuanya adalah hambatan yang bisa membuat manusia minder dan mundur maupun membuat manusia semakin tertantang dan mempunyai kepercayaan diri yang kuat.
Begitu juga hambatan non fisik yang lebih condong ke faktor psikologis. Seperti penakut, pemalu, selalu merasa tidak mampu untuk bersaing dengan orang lain, selalu merasa bersalah dan lain sebagainya.
Apapun bentuknya hambatan yang ada, orang yang berfikiran positif semuanya itu tidak lah apa-apa. Tenang-tenang saja. Semuanya itu tidak ada artinya. Semuanya itu lewat begitu saja. Ia mampu bersaing, ia mampu berbuat lebih banyak, ia mampu berkarya, ia mampu bertahan dalam himpitan kesulitan hidup dan segala tentangan-tantangan yang menghantamnya. “Mungkin kali ini belum berhasil namun Insya Allah bulan depan, waktu yang akan datang akan berhasil.” Ia tidak minder hanya gara-gara cacat fisik, ia tidak putus asa sehingga tidak menjerumuskan diri untuk meminta-minta pada orang lain. Walaupun cacat fisik namun masih bisa berkarya, bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Apakah itu ia jualan koran, gorengan, menjahit, kerajinan yang lainnya dan masih banyak lagi yang ia kerjakan.
Hiduplah orang yang berifikaran postif.