Sabtu, 26 Juli 2008

Mutilasi

saya sangat prihatin atas seringnya terjadi tindak kejahatan mutilasi. orang dibunuh dan dipotong-potong menjadi beberapa potong. kayak ayam saja. ayam disembelih, dikuliti bulunya dan dipotong-potong untuk dimasak. kalau pembaca memperhatikan mutilasi ini, sangat sering terjadi dimasyarakat kita. muncul dan muncul terus. seperti tidak ada hentinya, dan seperti menjadi sebuah kebiasaan yang biasa untuk dilakukan.

secara pribadi saya belum pernah mewawancarai para pelaku mutilasi. namun sepengamatan kasar saya melalui media TV, rata-rata pelaku mutilasi bukanlah orang yang berwajah preman alias seram. justru orangnya berwajah biasa-biasa saja. biasa-biasa saja sebagai wajah rakyat biasa pada umumnya. pokokmen tidak kelihatan aura kalau ia berwatak garang. namun kenapa demikian bisa terjadi?

"entahlah", begitulah kebanyakan orang menjawab. bahkan terheran-heran. "ia itu baik lho tetapi kok bisa melakukan seperti ini? seperti tidak percaya".

ada sesuatu yang harus digali menurut saya. ada sesuatu dibalik itu semua. ya namanya hati sangat mudah bolak-balik dengan beberapa sebab walau hanya sebab sepele. mungkin ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya sehingga menjadi celah yang dimasuki syetan.

mari kita menjaga diri agar terhindar dari keinginan untuk melakukan suatu perbuatan -perbuatan tercela.

Rabu, 23 Juli 2008

Eksekusi Mati

Beberapa hari terakhir ini kita disuguhi sebuah berita yang rutin nongol di televisi, yaitu eksekusi mati bagi para terpidana. Diantaranya terpidana pembunuhan, narkoba, dll. Saya sempat melihat beberapa kali tayangan berita eksekusi mati ini. Tayangan detik-detik menjelang eksekusi dan setelah eksekusi.

Sebagai seorang yang beriman dan percaya pada kematian saya terus terang saja merinding melihat detik-detik menjelang eksekuasi. Badan yang sehat harus segera mati dihadapan regu tembak brimob. Ada wasiat dan keinginan yang disampaikan menjelang kematian. Subhanallah..........
Ada wawancara detik-detik yang menentukan itu yang ditampikan di media masa.

Saya melihat diwajahnya, sehebat apapun tingkat kedewasaan dan ketenangan dalam menghadapi eksekusi ini, ternyata ada raut muka kecemasan dan ketakutan . Bukan berarti saya menganggap mereka belum bertaubat dan sedikit amal . Bukan itu..... Namun kematian itu sangat dahsyat. Nilai itu yang ingin saya sampaikan.

Dihukum mati atau tidak kematian pasti datang. Kalau kita mati bukan karena eksekusi mati, bagaimanapun itu tetap menakutkan, karena kematian itu sangat dahsyat.

Semoga kita banyak amal dan diampuni dosa-dosa. Semoga kita tidak dipukul-pukul, disayat-sayat karena banyak dosa.
Mari kita bertaubat!