Kamis, 19 Juni 2008
Barang siapa.......
subhanallah.
Selasa, 17 Juni 2008
Kondisi Ruhiyah
Memperhatikan kondisi ruhiyah sangatlah penting bagi kelangsungan hidup seorang muslim. Jika ia ingin sukses hidupnya. Baiknya kita selalu memperhatikan kondisi ruhiyah kita. Ketika sedang baik bagaimana kita pertahankan dan syukur2 kita tingkatkan. Namun jika dalam kondisi yang kurang baik bagaimana kita membangun kondisi ruhiyah kita yang sedang turun.
Ada beberapa aktivitas yang dapat memperbaiki kondisi ruhiyah kita. Diantaranya : menjaga sholat wajib berjamaah diawal waktu, rutin melakukan tilawah, sholat malam, sholat dhuha, berzikir, infak, perbanyak do'a, mengkaji Islam dengan cara membaca buku-buku islam maupun ikut kajian, tidak melakukan pekerjaan dengan tergesa-gesa, minta nasihat atau sharing, dan tidak bermain-main dengan kemaksiatan dan hawa nafsu.
Semoga iman kita tiap hari kian bertambah baik sampai menghadap Allah.
Minggu, 15 Juni 2008
Selalu Bersyukur Dalam Hidupnya
Konsep yang satu ini memng dipegang oleh orang yang berfikiran positif. Selalu bersyukur dalam hidupnya. Apa-apa yang sudah ia raih dalam hidup ia syukuri itu. Sedikit banyak apa yang ia peroleh ia syukuri itu, bahkan kegagalan yang menimpanya ia tetap syukuri akan kegagalan itu. Ada sesuatu yang beda dalam otaknya sehingga bersyukur adalah pilihannya.
Konsep ini yang ia ambil :
“karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) Ku.” Surat Al Baqarah ayat 152
Mensyukuri yang saya maksud disini adalah menerima apa adanya hasil yang sudah ia usahakan dengan sebaik-baiknya. Kita hanya wajib berusaha dan Allah lah yang maha tahu mana yang terbaik buat kita. Orang yang berfikiran positif seperti itulah berfikirnya. Ia selalu mensyukuri apa-apa yang sudah Allah berikan padanya. Ia sangat faham betul bahwa dirinya hanya wajib untuk berusaha dalam menggapai impian-impian yang ia rumuskan, selebihnya terserah Allah yang maha pemberi yang terbaik buat hamba-Nya.
Selain itu mensykuri nikmat Allah berarti selalu mengingat nikmat-nikmat Allah dan mengingat Allah. Diamanapun ia berada ia selalu mengingat nikmat Allah, mengingat Allah sehingga senantiasa merasa dilihat oleh Allah dan merasa berkecukupan dalam hidup ini. Hidup semakin terjaga dan hati semakin bahagia karena buah dari syukur nikmat.
Ada beberapa dampak yang bisa kita rasakan, kalau kita tidak pandai-pandai syukur nikmat :
Pertama, merasakan kurang dengan apa-apa yang ada pada dirinya. Yang sudah ada dalam dirinya tidak lah terasa nikmat karena merasa kurang dengan apa-apa yang ia miliki. Inginnya terus menambah dan tidak mensyukuri nikmat Allah. Dari ini hatipun terasa tidak tentram, sulit untuk berkonsentrasi dalam beraktivitas karena ingat yang lain. Apakah itu dalam bentuk uang, harta (fisik) maupun keluarga, istri misalnya, dan lain sebagainya. Memang seperti itu, seberapapun banyaknya harta kita rasa puas tidak akan kita rasakan. Serba kurang-kurang dan kurang. Sehingga ada korupsi, menyuap dan tindakan abnormal lainnya.
Kedua, tidak tentram hatinya karena takut kehilangan dunia. Harta yang ia kumpulkan sangat riskan hilang, itu yang merasuk dalam hatinya. Sehingga hatinya dalam keadaan was-was atau khawatir kalau hartanya jangan-jangan hilang. Kemanapun selalu ingat harta yang dikumpul-kumpulkan. Menghitung-hitung harta, dan dampaknya orang itu akan sulit untuk mengeluarkan harta demi membantu orang lain. Semoga kita tidak seperti itu.
Ketiga, mudah su udhon pada Allah. Ketika hal-hal yang ia inginkan belum tercapai maka ia mudah berburuk sangka pada Allah. Ia mudah menyalahkan Allah. Iapun enggan untuk mendekat kepada Allah. Sholat ia tinggalkan, kalau ia kerjakan ya hanya sebatas penggugur kewajiban dan diakhir waktu dengan kecepatan yang tinggi. Berdo’a kepada Allah, apa lagi yang ini, ia enggan untuk berdo’a. Mengeluarkan harta untuk membantu sesama, wah ini anti pati sekali. Ini sudah sangat keterlaluan sekali. Hatinya sudah penuh dengan bercak-bercak hitam yang menutupi hati. Jangan seperti itu kita.
Keempat, cenderung emosinya labil. Emosi cenderung labil atau sangat sensitif dan mengarah ke emosi yang negatif yaitu mudah emosional dengan teman, sahabat, keluaraga, orang lain dan terhadap suatu keadaan. Emosinonal dalam bentuk marah ini bisa marah-marah sendiri maupun marah yang dilampiaskan ke orang lain. Ketika bisnisnya kurang begitu bergairah ia sangat mudah untuk labil emosinya. Menyalahkan karyawan dan teman parner bisnis. Kalau uang harus keluar karena suatu hal ia sangat berat hati dan mengeluarkan dengan hati yang tidak ikhlas. Terhadap istripun juga mendapat dampaknya. Hubungan komunikasi yang berjalan dengan kaku dan saling tidak memperhatikan.
Kelima, segala gerak-gerik kehidupan dilandasi dengan motif ekonomi. Segala apapun yang ia lakukan berusaha untuk berdampak pada pemasukannya. Dengan siapapun dan urusan apapun ia landasi motif ekonomi. Bahkan dengan keluarga atau saudara ia landasi dengan motif ekonomi. Seolah-olah enggan untuk berinfak dan berkorban demi orang lain, agama maupun keluarga. Subhanallah.
Keenam, enggan untuk berkurban. Ia amat sangat enggan untuk berkurban. Ini ada hubungannya dengan pon di atas, segala sesuatu ia perhitungkan dari segi finansial. Ada yang kesusahan tetap ia perhitungkan sangat detail, bahkan tidak ada keringanan sedikitpun yang itu dapat menjadi amal sholihnya.
Itulah keenam dampak negatif bagi siapa saja yang enggan untuk bersyukur atas nikmat Allah. Di dunia saja sudah merasakan dampaknya apalagi diakhirat kelak. Janganlah kita seperti fir’aun yang angkuh atas kekuasaannya. Ia menantang Tuhannya Musa dan Harun dengan membuat menara yang tinggi dan melepaskan anak panahnya untuk menantang Tuhan musa dan harun. Janganlah kita seperti Qorun yang angkuh dengan hartanya dan tidak mau berbagi dengan sesama. Sampai-sampai kunci gudang harta, kunci tempat harta tidak sanggup dibawa oleh manusia. Bahkan hewanpun (unta dan kuda) tak sanggup untuk membawanya. Qorun sangat angkuh karena hartanya dan Allah pun tenggelamkan hartanya beserta ia dalam perut bumi. Jangan sampai kita seperti koruptor yang tega-teganya mencuri uang bukan miliknya.
Seorang yang berfikiran positif ia selalu memandang hidup ini penuh dengan keoptimisan. Ia jalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Dengan sebaik-baik pebuatan dan sangat mensyukuri nikmat Allah. Ia gali potensinya dalam rangka mensyukuri nikmat potensi yang Allah berikan.
Subhanallah, sahabat.