Tugiran namanya. Saya terbiasa memanggil dengan embel-embel "mas". Jadi panggil mas tugiran. Sahabat saya yang saya kagumi akan kesabarannya. Sahabat saya ini berjuang luar biasa dalam hidupnya. Demi mencukupi kebutuhan pribadi dan keluarga (orang tua) ia bekerja di pasar wonosari jualan keliling. Barang yang di jual diantarnya: air minum/air mineral, tisu, korek api, kapur barus dan lain sebagainya.
Yang mengagumkan lagi, perjalanan dari rumah sampai kewonosari ia lalui dengan naik sepeda ontel. Suatu hal yang sangat alergi bagi kebanyakan orang dijaman ini. Kebetulan rumahya dekat dengan rumah saya. Kalau jalan naik sepeda motor bisa 30 menit lamanya, berarti kalau pakek sepeda ontel labih dari itu. 1 jam lebih. Ini ia jalani dalam setiap harinya. Pulang pergi naik ontel setiap hari.
Sering disore hari saya ketemu mas tugiran jamaah maghrib dimasjid saya dengan sorot mata yang tinggal 1/2 watt. Pasti ia capek pulang pergi dengan ontelnya itu.
Subhanallah, perjuangan yang hebat.
Jangan sampai kita ini merasa bahwa diri kita paling sengsara se dunia. Ternyata masih ada yang lebih prihatin dalam hidupnya.
Ya Allah terimakasih banyak atas hikmah kehidupan ini. Engkau jadikan hidupku begitu indah. Ya Allah terimakasih atas samudra hikmah tanpa bertepi ini.
Posting ini spesial saya persembahkan buat diriku sendiri dan sahabat2 sekalian yang membaca.
Ia begitu sabarnya.
Jumat, 23 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar